عارف Panglima Berkuda

عارف Panglima Berkuda
عارف Panglima Berkuda

Cari Blog Ini

Minggu, 30 Mei 2010

mbah kyai hasyim asy'ari


Banyak diantara kita yang kepaten obor (Pareumeun obor), kehilangan sejarah, terutama generasi-generasi muda. Hal itupun tidak bisa disalahkan, sebab orang tua-orang tua kita, -sebagian jarang memberi tahu apa dan bagaimana sebenarnya Nahdlitul Ulama itu.

Karena pengertian-pengertian mulai dari sejarah bagaimana berdirinya NU, bagaimana perjuangan-perjuangan yang telah dilakukan NU, bagaimana asal usul atau awal mulanya Mbah Kiai Hasyim Asy’ari mendirikan NU dan mengapa Ahlus sunah wal jamaah harus diberi wadah di Indonesia ini.

Dibentuknya NU sebagai wadah Ahlu Sunah bukan semata-mata KH Hasyim Asy’ari ingin ber-inovasi, tapi memang kondisi pada waktu itu sudah sampai pada kondisi dloruri, wajib mendirikan sebuah wadah. Kesimpulan bahwa membentuk sebuah wadah Ahlus Sunah di Indonesia menjadi satu keharusan, merupakan buah dari pengalaman ulama-ulama Ahlu Sunah, terutama pada rentang waktu pada tahun 1200 H sampai 1350 H.

Pada kurun itu ulama Indonesia sangat mewarnai, dan perannya dalam menyemarakan kegiatan ilmiyah di Masjidil Haram tidak kecil. Misal diantaranya ada seorang ulama yang sangat terkenal, tidak satupun muridnya yang tidak menjadi ulama terkenal, ulama-ulama yang sangat tabahur fi ilmi Syari’ah, fi thoriqoh wa fi ilmi tasawuf, ilmunya sangat melaut luas dalam syari’ah, thoriqoh dan ilmu tasawuf. Dintaranya dari Sambas, Ahmad bin Abdu Somad Sambas. Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama-ulama besar seperti Kyai Tholhah Gunung jati Cirebon.

Kiai Tholhah ini adalah kakek dari Kiai Syarif Wonopringgo, Pekalongan. Muridnya yang lain, Kiai Syarifudin bin Kiai Zaenal Abidin Bin Kiai Muhammad Tholhah. Beliau diberi umur panjang, usianya seratus tahun lebih. Adik seperguruan beliau diantaranya Kiai Ahmad Kholil Bangkalan. Kiai kholil lahir pada tahun 1227 H. Dan diantaranya murid-murid Syeh Ahmad sambas yaitu Syekh Abdul Qodir Al Bantan, yang menurunkan anak murid, yaitu Syekh Abdul Aziz Cibeber Kiai Asnawi Banten. Ulama lain yang sangat terkenal sebagai ulama ternama di Masjidil Harom adalah Kiai Nawawi al Bantani.

Beliau lahir pada tahun 1230 H dan meninggal pada tahun 1310 H, bertepatan dengan meninggalnya mufti besar Sayid Ahmad Zaini Dahlan. Ulama Indonesia yang lainnya yang berkiprah di Masjidil Harom adalah Sayid Ahmad an Nahrowi Al Banyumasi, beliau diberi umur panjang, beliau meninggal pada usia 125. Tidak satupun pengarang kitab di Haromain; Mekah-Madinah, terutama ulama-ulama yang berasal dari Indonesia yang berani mencetak kitabnya sebelum ada pengesahan dari Sayidi Ahmad an Nahrowi Al Banyumasi.

Syekh Abdul Qadir Al Bantani murid lain Syekh Ahmad bin Abdu Somad Sambas, yang mempunyai murid Kiai Abdul Latif Cibeber dan Kiai Asnawi Banten. Adapun ulama-alama yang lain yang ilmunya luar biasa adalah Sayidi Syekh Ubaidillah Surabaya, beliau melahirkan ulama yang luar biasa yaitu Kiai Ubaidah Giren Tegal, terkenal sebagai Imam Asy’ari-nya Indonesia.

Dan melahirkan seorang ulama, auliya besar, Sayidi Syekh Muhammad Ilyas Sukaraja. Guru dari guru saya Sayidi Syekh Muhamad Abdul Malik. Yang mengajak Syekh Muhammad Ilyas muqim di Haromain yang mengajak adalah Kiai Ubaidah tersebut, di Jabal Abil Gubai, di Syekh Sulaiman Zuhdi. Diantaranya murid muridnya lagi di Mekah Sayidi Syekh Abdullah Tegal. Lalu Sayidi Syekh Abdullah Wahab Rohan Medan, Sayid Syekh Abdullah Batangpau, Sayyidi syekh Muhmmad Ilyas Sukaraja, Sayyidi Syekh Abdul Aziz bin Abdu Somad al Bimawi, dan Sayidi Syekh Abdullah dan Sayidi Syekh Abdul Manan, tokoh pendiri Termas sebelum Kiai Mahfudz dan sebelum Kiai Dimyati.

Dijaman Sayidi Syekh Ahmad Khatib Sambas ataupun Sayidi Syekh Sulaiman Zuhdi, murid yang terakhir adalah Sayidi Syekh Ahmad Abdul Hadi Giri Kusumo daerah Mranggen. Inilah ulama-ulama indonesia diantara tahun 1200 H sampai tahun 1350. Termasuk Syekh Baqir Zaenal Abidin jogja, Kyai Idris Jamsaren, dan banyak tokoh-tokoh pada waktu itu yang di Haromain. Seharusnya kita bangga dari warga keturunan banagsa kita cukup mewarnai di Haromain, beliau-beliau memegang peranan yang luar biasa. Salah satunya guru saya sendiri Sayyidi Syekh Abdul Malik yang pernah tinggal di Haromain dan mengajar di Masjidil Haram khusus ilmu tafsir dan hadits selama 35 tahun.

Beliau adalah muridnya Syekh Mahfudz Al Turmidzi. Mengapa saya ceritakan yang demikian, kita harus mengenal ulama-ulama kita dahulu yang menjadi mata rantai berdirinya NU, kalau dalam hadits itu betul-betul tahu sanadnya, bukan hanya katanya-katanya saja, jadi kita harus tahu darimana saja ajaran Ahli Sunah Wal Jamaah yang diambil oleh Syekh Hasyim Asy’ari.

Bukan sembarang orang tapi yang benar-benar orang-orang tabahur ilmunya, dan mempunyai maqomah, kedudukan yang luar biasa. Namun sayang peran penting ulama-ulama Ahlu Sunah di Haromain pada masa itu (pada saat Syarif Husen berkuasa di Hijaz), khsusunya ulama yang dari Indonesia tidak mempunyai wadah. Kemudian hal itu di pikirkan oleh kiai Hasyim Asy’ari disamping mempunyai latar belakang dan alasan lain yang sangat kuat sekali.

Menjelang berdirinya NU beberapa ulama besar kumpul di Masjidil Harom, -ini sudah tidak tertulis dan harus dicari lagi nara sumber-sumbernya, beliau-beliau menyimpulkan sudah sangat mendesak berdirinya wadah bagi tumbuh kembang dan terjaganya ajaran Ahlu Sunah Wal Jamaah. Akhirnya di istiharohi oleh para ulama-ulama Haromain, lalu mengutus Kiai Hasyim Asy’ari untuk pulang ke Indonesia agar menemui dua orang di Indonesia, kalau dua orang ini mengiakan jalan terus kalau tidak, jangan diteruskan. Dua orang tersebut yang pertama Habib Hasyim bin Umar Bin Toha Bin Yahya Pekalongan, yang satunya lagi Mbah kholil Bangkalan.

Oleh sebab itu tidak heran jika Mukatamar NU yang ke 5 dilaksanakan di Pekalongan tahun 1930 M. Untuk menghormati Habib Hasyim yang wafat pada itu. Itu suatu penghormatan yang luar biasa. Tidak heran kalau di Pekalongan sampai dua kali menjadi tuan rumah Muktamar Thoriqoh. Tidak heran karena sudah dari sananya, kok tahu ini semua sumbernya dari mana? Dari seorang yang soleh, Kiai Irfan. Suatu ketika saya duduk-duduk dengan Kiai Irfan, Kiai Abdul Fatah dan Kiai Abdul Hadi. Kiai Irfan bertanya pada saya “kamu ini siapanya Habib Hasyim?”. Yang menjawab pertanyaan itu Kiai Abdul Fatah dan Kiai Abdul Hadi; “ini cucunya Habib Hasyim Yai”.

Akhirnya saya di beri wasiat, katanya; ‘mumpung saya masih hidup tolong catat sejarah ini. Mbah Kiai Hasyim Asy’ari datang ketempatnya Mbah Kiai Yasin, Kiai Sanusi ikut serta pada waktu itu. Disitu diiringi oleh Kiai Asnawi Kudus, terus diantar datang ke Pekalongan, lalu bersama Kiai Irfan datang ke kediamannya Habib Hasyim. Begitu KH. Hasyim Asy’ari duduk, Habib Hasyim langsung berkata, ‘Kyai Hasyim Asy’ari, silahkan laksanakan niatmu kalau mau membentuk wadah Ahlu Sunah Wal Jamaah. Saya rela tapi tolong saya jangan ditulis’.

Itu wasiat Habib Hasyim, terus Kyai Hasyim Asy’ari merasa lega dan puas. Kemudin Kiai Hasyim Asy’ari menuju ke tempatnya Mbah Kiai Kholil Bangkalan, kemudian Mbah Kyai kholi bilang sama Kyai Hasyim Asyari laksanakan apa niatmu saya ridlo seperti ridlonya Habib Hasyim tapi saya juga minta tolong, nama saya jangan ditulis.’ Kata Kiai Hasyim Asy’ari ini bagaimana kyai, kok tidak mau ditulis semua. Terus mbah Kiai Kholil menjawab kalau mau tulis silahkan tapi sedikit saja. Itu tawadluknya Mbah Kyai Ahmad Kholil Bangkalan. Dan ternyata sejarah tersebut juga dicatat oleh Gus Dur.

Inilah sedikit perjalanan Nahdlotul Ulama. Inilah perjuangan pendiri Nahdlotul ulama. Para pendirinya merupakan tokoh-tokoh ulama yang luar biasa. Makanya hal-hal yang demikian itu tolong ditulis, biar anak-anak kita itu tidak terpengaruh oleh yang tidak-tidak, sebab mereka tidak mengetahui sejarah. Anak-anak kita saat ini banyak yang tidak tahu, apa sih NU itu? Apa sih Ahlu Sunah itu? La ini permasalahan kita. Upaya pengenalan itu yang paling mudah dilakukan dengan memasang foto-foto para pendiri NU, khususnya foto Hadrotu Syekh Kiai Hasyim Asy’ari. (Disampaikan pada Harlah NU di Kota Pekalongan.

Ilmu Nahwu


Terjemah Mutamimah Al Ajurumiyyah

Penulis : Asy-Syaikh Muhammad bin Muhammad Ar Ra'aini
Penerjemah : Fathul Mujib bin Bahruddin
Murajaah : Al-Ustadz Abu Hudzaifah Muhammad bin Zaidin
Cetakan : Pertama, Dzulhijjah 1429 H/ Desember 2008 M
Penerbit : Gema Ilmu
Ukuran : 14 cm x 21 cm
Jumlah Halaman : 241

Sinopsis:

Saudaraku, tahukah Anda bahwa bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur?an yang mulia? Dan bahasa Arab adalah bahasa yang paling utama di sisi Allah subhanahu wata?ala.
Allah subhanahu wata?ala berfirman,
?Sesungguhnya kami telah menurunkan Al-Qur?an dengan berbahasa Arab agar kamu memahaminya.? (Yusuf:2)
Dan jangan lupakan pula perkataan ulama besar berikut ini, sebagai motivasi agar anda belajar bahasa Arab dari buku ini. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata. ?Bahasa Arab itu termasuk bagian dari agama, sedangkan mempelajarinya adalah wajib, karena memahami Al-Qur?an dan Sunnah itu wajib, Dan tidaklah seseorang bisa memahami Al Qur?an dan Sunnah (dengan pemahaman yang baik) kecuali dengan bahasa Arab.? (Al Iqtidho?, Ibnu Taimiyah I/527)
Jadi, jangan ragu untuk belajar bahasa Arab karena bahasa Arab itu mudah!

Rabu, 26 Mei 2010

pohon penyejuk hati


KEHIDUPAN penuh ambisi, visi dan misi, cukup menguras stamina, fikiran dan materi yang tidak main-main.
Tetapi terkadang, dari segala pengorbanan yang telah dilakukan, segala harapan itu tak satupun terwujudkan.
Hanya rekaman sejarah yang dapat kita tuai dari semua itu.

Santri





“ya Allah, aku meminta perlindungan-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusu’, jiwa yang tidak pernah merasa puas dan do’a yang tidak dikabulkan“.

Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia marah. ~ Nabi Muhammad Saw

Senin, 24 Mei 2010

Doa Abu Nawas

Tuhanku… aku tidak layak memasuki syurga Firdaus
Dan aku pun tak mampu menahan siksa api Neraka

Terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku
Sesungguhnya Engkaulah Pengampun dosa-dosa besar

Dosa-dosaku amatlah banyak bagai butiran pasir
Terimalah taubatku, wahai Yang Maha Agung

Umurku berkurang setiap hari, sedang dosa-dosaku terus bertambah
Bagaimana aku sanggup menanggungnya?

Tuhanku… hamba-Mu yg durhaka ini datang bersimpuh menghadap-Mu
Mengakui dosa-dosa dan menyeru memohon kepada-Mu

Bila Kau mengampuni, Engkaulah Sang Pemilik Ampunan
Bila Kau campakkan aku, kepada siapa aku mesti berharap selain dari-Mu?

Pacaran ?apa itu???

Di zaman sekarang, segalanya sulit untuk di kontrol. Di antaranya, pergaulan antara dua orang yang berlawanan jenis tertarik satu sama lain, tau yang lebih kita kenal dengan sebutan PACARAN.


PACARAN...?? Cihuii.. Asyik tuh..!!! Dengan pacaran......Kita bisa bahagia...!! Dengan pacaran.....kita bisa senang...!! dengan pa...caran kita bisa semangat...!!! dan kita bisa-bisa yang lainnya..!! :)
Itulah kata yang sering saya dengar dari insan yang sedang berpacaran. Dia menyangka bahwa dirinya telah berjalan untuk meraih kebahagiaan, sementara pada kenyataannya dia sedang berjalan di jalan yang penuh duri dan penyesalan.

Saya tidak bisa mengelak, saya pun pernah merasakan hal seperti itu, yang menganggap semuanya indah, indaaaah dengan pacaran. walaupun pasangan kentut, seakan aromanya aroma kasturi.. (he...he... lebbay tau...!! ^_^).
setelah semuanya berjalan, saya baru sadar, kalo selema ini saya hanya mengejar fatamorgana. Kebahagiaan yang saya impikan dengan pacaran, telah hanyut dan di tenggelamkan oleh dosa yang semakin bertambah, prestasi yng semakin menurun, waktu ter-buang2 hanya untuk memikirkan cinta, sahabat yang semakin menjauh, peraturan sekolah banyak yang di langgar. Sejak saat itu, aku mutusin untuk tidak pacaran. Saya mengatakan pada diri saya, mengapa saya harus menghabiskan waktu dengan orang yang belum tentu menjadi pendamping hidupku. Jangan sampai masa depanku hancur.


Sahabat...!!
Agama tidak mengharamkan cinta yang tumbuh di antara para insan, selama tidak melanggar ajaran agama (untuk fun dan menjurus pada kemaksiatan) dan tidak berlebihan.
Rasululah bersabda:
Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu.

Namun, jangan bersedih untuk sebuah cinta. cinta sejati itu ada kok. cinta sejati yang akan membahagiakan mu.
yang berprinsip: apa yang ku berikan untuknya. bukan apa yang kudapat dari nya.

cermin santri

Muslim Sejati
Selalu tampak Santai dalam Kesibukan,
Tersenyum dalam Kesedihan,
Tenang dibawah Tekanan,
Tabah dalam Kesulitan,
...Optimiz didepan Tantangan. tetap semangat dan berdo'a.. Pantang menyerah..

Pesantren

Pesantren or Pondok Pesantren are Islamic boarding schools in Indonesia. According to one popular tradition, the pesantren education system originated from traditional Javanese pondokan; dormitories; ashram for Hindu or viharas for Buddhists to learn religious philosophies, martial arts and meditation. Institutions much like them are found across the Islamic world and are called pondok in Malaysia and Southern Thailand and madrasa Islamia (Islamic madrasa) in India and Pakistan and much of the Arabic speaking world. Pesantren aim to deepen knowledge of the Koran, particularly through the study of Arabic, traditions of exegesis, the Sayings of the Prophet, law and logic. The term pesantren derives from the root word santri or student -- pe-santri-an or the place of the santri

As social institutions, pesantren have played a major role over the centuries. They emphasise cores values of sincerity, simplicity, individual autonomy, solidarity and self-control. Young men and women are separated from their families, which contributes to a sense of individual commitment to the faith and close bonding to a teacher.

Description

Most 'pesantren' provide housing or dormitory living at low or no cost for the students (Santri). The two type of educations systems are conducted throughout the day. Students in pesantren have almost 20 hours activities starting from early morning prayer starting at 4 am to midnight where they ended the evening with a study group in the dormitory. During the day, students attend formal school (which is mandatory until secondary school by 2005) like any other students outside of pesantren, and in late afternoon and evening they have to attend religious ritual followed by religious studies and group studies to complete their homework.

caution !!!

patuhilah peraturan ponpes!!!seperti dawoh
romo kyai -nek wyae sinau yo sinau -nek wyae ngaji yo ngaji -nek
wyae sembahyang yo sembahyang!!!!